Sabtu, 05 Oktober 2013

GANGGUAN BICARA DAN BAHASA PADA ANAK


Yang dimaksud dengan gangguan bicara dan bahasa adalah terjadinya gangguan atau keterlambatan pada anak dalam berbicara atau menggunakan bahasa di dalam kehidupan sehari-harinya. Anak mengalami keterlambatan yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan di usianya.

Gangguan bicara dan bahasa berhubungan erat dengan area lain yang mendukung proses tersebut, seperti fungsi otot mulut dan fungsi pendengaran. Keterlambatan ini bisa

dimulai dari bentuk yang paling sederhana, seperti bunyi suara yang ‘tidak normal’ (sengau atau serak) sampai dengan ketidakmampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidakmampuan mekanisme oral-motor dalam fungsinya untuk berbicara dan makan.

Yang termasuk dalam gangguan wicara dan bahasa antara lain: gangguan perkembangan artikulasi, gangguan kelancaran berbicara (gagap), terlambat bicara dan bahasa, gangguan Dysphasia dan Aphasia (ketidakmampuan  membentuk kata dan menangkap arti kata), gangguan disintegratif pada kanak-kanak, gangguan “Multisystem Development Disorder” (anak yang mengalami gangguan komunikasi, sosial, dan sensoris)



Bagaimana Tanda Ketika Orangtua Harus Khawatir Dengan Perkembangan Bicara Dan Bahasa Anak?

Orangtua harus waspada dan khawatir jika anak mengalami keterlambatan bicara yang berat dengan tanda-tanda sebagai berikut:

- Sampai dengan usia 10 minggu, anak tidak mau tersenyum sosial.

- Pada usia 3 bulan, anak tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban.

- Pada usia 6 bulan, anak tidak mampu memalingkan mata dan kepalanya terhadap suara yang datang dari belakang atau sampingnya.

- Sampai dengan usia 8 bulan, anak tidak ada perhatian terhadap lingkungan sekitarnya.

- Pada usia 10 bulan, anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya sendiri.

- Pada usia 15 bulan, anak tidak berbicara, tidak mengerti dan memberikan reaksi terhadap kata-kata jangan, dadah dan sebagainya.

- Pada usia 18 bulan, anak tidak dapat menyebutkan 10 kata tunggal.

- Sampai usia 20 bulan, anak tidak mengucapkan 3-4 kata.

- Pada usia 21 bulan, anak tidak memberikan reaksi terhadap perintah (misal: duduk, kemari, berdiri).

- Pada usia 24 bulan, anak tidak dapat menyebutkan bagian-bagian tubuh dan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri dari 2 kata.

- Setelah usia 24 bulan, anak hanya memiliki perbendaharaan kata yang sangat sedikit atau tidak memiliki kata-kata huruf z pada frase.

- Pada usia 30 bulan, ucapan anak tidak dapat dimengerti oleh anggota  keluarganya.

- Pada usia 36 bulan, anak belum dapat menggunakan kalimat-kalimat sederhana, belum dapat bertanya dengan menggunakan kalimat tanya yang sederhana, dan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh orang di luar keluarganya.

- Pada usia 3,5 tahun, anak selalu gagal untuk menyebutkan kata akhir (misalnya ‘ca’ untuk cat, ‘ba’ untuk ban, dan lain-lain).

- Setelah usia 4 tahun, anak berbicara dengan tidak lancar (gagap).

- Setelah usia 7 tahun, anak masih suka melakukan kesalahan dalam pengucapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar